Jumat, 05 Agustus 2011

SEJARAH “GEREJA KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA”


          Pastor H. Waanders, Pr. Mendirikan Gereja Katolik pertama yang dibangun tahun 1821 dan diresmikan pada 22 Maret 1822 oleh Mgr. L. Prinsen, Pr. Yang terletak di tikungan Roomche Kerkstraat dan Comedieplein(kira-kira Jln. Merak dan Cendrawasih, Surabaya) yang dipersembahkan kepada St. Perawan Maria dengan nama “Maria Geboorte”.
 
          Gereja pertama ini telah berfungsi selama 78 tahun, sudah mulai rusak dan tidak dapat menampung umat lagi, disamping itu letaknya juga kurang menguntungkan. Untuk itu diputuskan membangun gereja baru yang dirancang oleh arsitek W. Westmaas. pada tanah berlumpur yang sudah dibeli oleh Pastor C.W.J. Wenneker SJ. tahun 1889, terletak di Tempelstraat(kini Jln. Kepanjen).
          Pada saat pelaksanaan pembangunan dimulai, timbul kesulitan teknis karena 4 meter di bawah tanah keadaannya sangat jelek dan tidak stabil. Setelah berbagai saran masuk, akhirnya diadakan pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan pengeboran tanah sampai didapatkan tanah wadas yang kuat. Ternyata setelah dibor sedalam 16 meter baru didapatkan tanah yang dimaksud. Rencana semula akan membuat pondasi pada dasar tersebut dan ditambah pilar-pilar ukuran 10-12 meter. Tetapi ternyata kedalamannya rata-rata memang 16-17 meter. Pilar pertama dipasang pada 18 April 1899. Pilar yang dibutuhkan sebanyak 790 buah. Pilar tersebut terdiri dari kayu galam yang didatangkan dari Kalimantan. Peletakan batu pertama baru dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 1899 oleh Pastor van Santen SJ. Untuk mendasari pilar tersebut bahannya didatangkan dari Eropa dan demikian pula bahan bangunan yang lain. Seluruh bangunan tembok dari bata yang juga didatangkan dari Eropa dipasang sesuai dengan warna aslinya,. Khusus untuk bangunan kayu diambilkan dari kayu jati, sedangkan kap dan puncak menara dipakai sirap dari kayu besi.
          Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria(Onze Lieve Vrouw Geboorte) ini adalah sebagai berikut:
~        Menara   : f.    10.000,00
~        Pondasi    : f.    60.000,00
~        Bangunan : f.    95.000,00
~        Total    : f. 165.000,00
Ukuran gereja adalah sebagai berikut:
panjang as bagian dalam 47.60 meter, lebar tangan gereja 30.70 meter, transep 12.70 meter, dar lantai sampai ujung gewel 17.40 meter. Setelah gereja selesai, mebelnya diusahakan selaras dengan bentuknya, yaitu gaya gotik lancip.
Pemberkatan gedung gereja oleh Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ. pada tanggal 5 Agustus 1900 pukul 08.00.
 

GEREJA TERBAKAR
          Bulan November 1945 saat revolusi pysik, gereja terbakar dan mengalami kerusakan hebat, yang tersisa hanya dindingnya saja. Bahkan panti imam dan bagian belakang gereja sudah menjadi puing-puing akibat kebakaran. Gereja yang begitu indah dan agung keadaannya sangat mengenaskan.
          Sekitar tahun 1950 Pastor P.A. Bastiaensen, CM. merenovasi gereja dikembalikan seperti bentuk semula, kecuali kaca-kaca tanpa hiasan alias polos. Begitu juga menara tidak ada lagi.
Pada bulan Oktober 1951 gereja mulai difungsikan lagi.
          Tahun 1960 Romo H.J.G. Veel, CM. melakukan renovasi pada kaca-kaca jendela dengan hiasan indah yang diciptakan seorang seniman, yaitu Jaques Verheyen. Pelaksanaan pekerjaannya dari gambar-gambar dilakukan oleh Bruder Coenraad dan Ir. Ang Koen Ie dan ahli kaca Bapak Muljono Wirjosastro dari Malang.
Usai pembangunan Balai Paroki (1993-1994). Pekerjaan selanjutnya mengganti lamtai gereja dari teraso ke keramik. Begitu juga lantai Panti Imam diganti dengan granit.
          Tahun 1996 merekonstruksi kembali menara gereja setelah selama 46 tahun gereja tanpa menara. Ketinggian menara masing-masing 15 meter. Tinggi salib 3.75 meter dan tonggi ayam jago 3.50 meter.
          Sampai saat ini bangunan gereja Kelahiran Santa Perawan Maria tetap kokoh berdiri. Dan sering kali kita dengar orang-orang menyebutnya dengan gereja Kepanjen(karena letaknya yang berada di Jln. Kepanjen, Surabaya). Tahun 1998 bangunan gereja ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan SK Walikota Surabaya No. 188/45/004/402.1.04/1998.
Sesuai surat dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO-DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL kepada Gubernur JawaTimur tanggal 16 Desember 2009, yang intinya mengundang Indonesia untuk berpartisipasi pada “2010 UNESCO Asia-Pasific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation” oleh Pemprov Jatim, bangunan gereja Kelahiran Santa Perawan Maria dipilih salah satu dari sepuluh bangunan cagar budaya yang ada di Surabaya untuk diseleksi. Dari sepuluh bangunan yang terpilih , dikerucutkan menjadi tiga. Tiga bangunan tua dan bernilai sejarah itu menjadi wakil Jawa Timur, yaitu gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Rumah Sakit Darmo, dan Hotel Majapahit diajukan ke UNESCO Asia-Pasific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation 2010 di Bangkok.
Perlu diketahui, program ini diselenggarakan secara berkala oleh UNESCO Bangkok untuk memberikan pengakuan kepada individu aatau organisasi yang berjasa dalam melestarikan atau memperbaiki bangunan/gedung yang memiliki nilai sejarah lebih dari 50 tahun dan yang telah direnovasi dalam 10 tahun belakangan ini.

          Sebagai orang Indonesia, dan arek-arek Suroboyo pada khususnya jangan sampai tidak  tahu kemegahan gereja yang satu ini. Intip-intip yuk letaknya disebelah kantor pos Kebon Rojo. Dijamin kita akan dibuat terkagum-kagum oleh keindahan bangunannya(berasa ada di gereja-gereja di Eropa sana lho kawan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar