Rabu, 09 November 2011

KANTOR POS BESAR (KEBONROJO) SURABAYA


Sejenak saat kita melintas di Jalan Kebon Rojo, ruas jalan yang cukup padat setiap harinya, baik dari arah Jln. Bubutan ataupun dari Jln. Veteran, kita tengok kea rah utara Nampak sebuah bangunan peninggalan kolonial yang masih tegak berdiri kokoh. Dengan dominasi warna oranye dan hitam pada gedungnya, itulah gedung Kantor Pos Surabaya. Gedung Kantor Pos Surabaya yang ada di Jln. Kebon Rojo ini awalnya didominasi oleh warna krem dan diberi lis atau garis warna hitam. Baru sekitar tahun 1975an ada sentuhan warna oranye (warna kebanggaan kantor pos). Kantor Pos Surabaya juga sering disebut dengan Kantor Pos Besar Kebon Rojo karena letaknya yang beralamatkan di Jln. Kebon Rojo, Surabaya.


Beruntung di bulan Desember 2010 lalu saya berkesempatan untuk berkeliling dan melihat-lihat bagian dalam bangunan bersejarah ini, dan alangkah beruntungnya saya saat itu bapak kepala Kantor Pos Surabaya sendiri yang turun langsung memandu rombongan saya. Tidak hanya berkeliling di dalam gedung yang pada hari biasa tidak sembarangan orang diperbolehkan masuk kesana, namun saya juga berkesempatan mendapat teori kilat dan mempraktekkan langsung bagaimana cara menstempel surat, bagaimana cara membaca kode-kode pada stempel surat, bagaimana alur pengiriman  surat dan paket-paket, dll. Saya makin merasa beruntung dua kali lipat karena bapak kepala Kantor Pos Surabaya saat itu membagikan beberapa buku tentang sejarah Kantor Pos Surabaya. Karena bukunya edisi terbatas, jadi saya berinisiatif untuk berbagi cerita tentang isi buku yang saya dapat pada rekan-rekan semua. Supaya tidak hanya saya yang beruntung mendapatkan bukunya tapi rekan-rekan sekalian bisa juga membaca dan mendapatkan pengetahuan yang sama dengan saya walaupun belum memiliki bukunya. Jadi langsung saja dibaca ya teman-teman, semoga bermanfaat.

            Gedung Kantor Pos Surabaya memiliki sejarah yang cukup panjang. Dibangun kira-kira awal tahun 1800an, dan pertama kali gedung tersebut menjadi Dalem (tempat tinggal) bagi Bupati Soerabaia (istilah Surabaya tempo dulu) hingga tahun 1881. Namun wujud gedungnya masih belum seperti bebtuknya yang saat ini, atapnya masih rata dan tidak menjulang seperti keadaan saat ini.
            Kenapa Jln. Kebon Rojo juga disebut Regentstraat? Karena hingga tahun 1881, rumah dinas Regent (Bupati) berada disana, makanya disebut sebagai Regentstraat.
            Pada tahun 1881 gedung tersebut dipergunakan sebagai sekolah HBS Soerabaia. Ketika dipergunakan sebagai gedung HBS (Hogere Burger School) yang merupakan sekolah lanjutan tinggi pertama (gabungan SMP+SMA) untuk warga Negara Belanda, Eropa dan elit pribumi. Memakai pengantar Bahasa Belanda dengan lama belajar 7 tahun. GJ. Van Mook (yang kemudian menjadi Gubernur Jendral Belanda) pernah bersekolah di tempat tersebut (1906-1913). Dan ada hal yang sangat membanggakan, bahwa Putra Sang Fajar atau lebih kita kenal  dengan Ir. Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan RI pernah bersekolah di gedung ini pada tahun 1916-1923. Hal ini disampaikan agar kita semua tahu bahwa gedung Kantor Pos Surabaya ternyata pada masa lalu pernah menjadi tempat untuk kawah candradimuka Sang Proklamator RI. Hingga tahun 1923 gedung yang terletak di Jln. Kebon Rojo ini dipakai sebagaai sekolah HBS, lebih kurang selama 42 tahun. Tidak banyak perubahan terjadi pada bangunan utamanya ketika dijadikan HBS. Pada tahun 1923, sekolah HBS pindah ke daerah Ketabang (sekarang gedung SMA Komplek di Wijayakusuma), kemudian gedung bekas sekolah HBS di Kebon Rojo digunakan sebagai Markas Hooofdcommissariaat van Politie (Markas Kepala Komisaris Polisi Soerabaia) dan dipakai hingga sekitar tahun 1926. Saat dipergunakan sebagai kantor Polisi, tidak terjadi perubahan pada bentuk maupun susunan gedung, tetap seperti ketika masih menjadi dalem (rumah) Bupati Soerabaia maupun ketika menjadi gedung HBS Soerabaia. Di tahun 1926 tersebut, gedung bekas markas Polisi itu direnovasi, dan kemudian dijadikan dengan wujud yang sama dengan penampilan saat ini. Dengan susunan genting yang sedemikian rupa, membentuk suatu bangunan yang gagah di tengah taman kota (stadstuin). Pembangunan gedung Kantor Pos Kebonrojo dilaksanakan pada 1926-1928 dan merupakan rancangan dari G.P.J.M. Bolsius dari Departemen BOW (Burgerlijke Openbare Werken) Batavia (Jakarta). Bentuk atapnya memang sangat oriental dan klasik, berbeda sekali dengan bentuk bangunan peninggalan Belanda lainnya yang rata-rata berbentuk datar. Setelah dilakukan renovasi, gedung ini digunakan sebagai Hoofdpostkantoor (Kantor Kepala Pos Soerabaia) hingga saat ini. Sebelumnya menjadi satu dengan Kantor Residen Soerabaia yang berada di Willemspein (saat ini adalah di sisi sebelah barat Jembatan Merah atau ujung timur Jln. Rajawali). Pada masa pendudukan Jepang, gedung tersebut tidak berpindah atau berubah fungsi, tetap menjadi kantor Pos. Dan ketika Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, para pejuang PTT (Post Telefone and Telegraf) berupaya pula untuk merebut gedung tersebut dari tangan Jepang. Gedung Kantor Pos Surabaya baru dapat diambil alih oleh para pegawai pos pribumi sekitar awal Oktober 1945, didahului dengan pengambil alihan gedung Kantor Pos di Bandung (Jawa barat) pada 27 September 1945 oleh para pejuang PTT.
Ketika proses perebutan Gedung Kantor Pos Surabaya dilakukan, gugur 2 orang karyawan PTT yakni Bpk. Soepojo dan Bpk. Soeprapto (namanya saat ini diabadikan dalam sebuah plakat di bagian dalam gedung utama), dan gedung tersebut dirawat serta dipakai dengan baik sebagai Kantor Pos dengan baik hingga sekarang. Belum genap 1 bulan Gedung Kantor Pos Surabaya dimiliki oleh bangsa Indonesia, pada 26 Oktober 1945 (sehari setelah pendaratan Tentara Sekutu di Surabaya), gedung ini diambil alih oleh Tentara Sekutu. Ketika Tentara Sekutu mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945, gedung Kantor Pos Surabaya termasuk salah satu bangunan penting yang langsung direbut oleh Tentara Sekutu dan kemudian dijadikan markas sementara bagi pasukan mereka yang mendarat di Surabaya. Sehari kemudian terjadi penyerbuan oleh pejuang Indonesia selama 27-29 Oktober 1945. Pertempuran sengit yang berlangsung selama 3 hari itu terjadi di sekitar gedung Kantor Pos Surabaya yang membuat Tentara Sekutu kewalahan dan Mayjen Hawthornmeminta bantuan Presiden Soekarno untuk mengurangi tekanan arek-arek Suroboyo. Untunglah amunisi yang digunakan saat penyerbuan bukanlah amunisi berat sehingga tidak banyak kerusakan yang terjadi pada gedung kantor pos. Selama gedung Kantor Pos Surabaya dijadikan ajang pertempuran, layanan pos dialihkan di gedung Kantor Pos Simpang yang berada di hadapan Gedung Grahadi (saat ini Jln. Gubernur Suryo).
Ketika peristiwa 10 November 1945 usai, setelah para pejuang berhasil mengusir Tentara Sekutu, maka sekitar awal tahun 1946 gedung Kantor Pos Surabaya kembali dipergunakan dalam memberikan layanan pos kepada masyarakat di Surabaya.
            Sesuai dengan SK Walikota Surabaya nomor: 188.45/251/402.104/1996 nomor urut 19, gedung Kantor Pos Surabaya di Jln. Kebon Rojo menjadi salah satu Banguna Cagar Budaya yang dilindungi keberadaannya  oleh Undang-undang. Bangunan di dalam gedung ini tidak mengalami perubahan sama sekali, tata arsitektur dari pola pembuatan langit-langit gedung sangat unik dan menarik untuk kita perhatikan. Detail dari langit-langitnya memang mengagumkan, apalagi ketika dilakukan perbaikan pada bagian lantai dan meja loket (yang terbuat dari batu granit warna coklat). Langit-langit geedung utamanya terdiri dari 6 kuda-kuda besar, ditambah 10 kuda-kuda berukuran sedang dan 19 sekat plafon. Ada 16 pilar di dalam gedung, serta ventilasinya berbahan kaca yang terletak di sisi utara dan selatan masing-masing berjumlah 13 baris membujur dari atas ke bawah, dengan bentuk setengah lingkaran. Untuk di luar gedung terdapat 4 pilar utama yang ada di muka bangunan utamanya. Ruang utama kantor pos ini luasnya 25m X 18m yang saat ini digunakan sebagai loket serta ruang layanan public. Loket yang ada adalah 26 loket, yang posisinya melingkar dari arah timur ke barat.
            Saat ini jenis pelayanan yang terdapat di Kantor Pos Surabaya adalah 1.Pengiriman dokumen/barang untuk dalam negeri (pos express(sameday&next day delivery); kilat khusus; paketpos, dan luar negri (express mail service (max. 3 hari)); registered mail; paket pos.
2.Pengiriman uang (weselpos instan (diterima seketika di tujuan),weselpos prima).
3.Payment point (pembayaran tagihan listrik, telepon, PDAM; pembayaran cicilan angsuran kredit; pembayaran pajak; pembayaran premi asuransi; pembelian tiket kereta api; transaksi perbankan)
Oh yaaaaaa, di Kantor Pos Kebon Rojo teman-teman juga bisa membuat prangko prisma lho, itu prangko yang bergambar foto kita sendiri. Jangan salah prangko ini bukan hanya bisa buat dikoleksi tetapi juga bisa dipakai untuk pengiriman pos ke seluruh bagian dalam dan luar negeri. Ayo teman-teman biasakan kembali memanfaatkan kantor pos, kan sudah tahu perjuangan memperebutkan kembali keberadaan kantor pos dari genggaman penjajah itu sulit dan penuh pengorbanan kan. Jadi jika bukan kita sendiri yang menghargai dan memanfaatkan keberadaan kantor pos kita, siapa lagi yang harus mencintai kantir pos kebanggaan kita???????????oke kawan.

1 komentar:

  1. apa saya bisa beli bukunya? saya sangat memerlukanya untuk tugas skripsi saya kak. thx

    BalasHapus